عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْل الله عَنْ النَّبِي قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim (pembantu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau berkata, “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”.
Saudaraku, apa yang menghalangimu untuk menyayangi saudaramu?
Apakah ilmu yang banyak?
atau merasa lebih dulu mengenal sunnah?
atau sudah lama ngaji sunnah?
Atau hafalan yang banyak?
Atau harta yang lebih?
Atau fisik yang bagus?
Atau kelebihan-kelebihan lain yang diberikan Allah?
Sehingga membuat kita merasa lebih dari saudara kita?
Tidak wahai saudaraku...
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
يَأَيُّهَا اَّلذِيْنَ ءَامَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berburuk sangka ( kecurigaan ), karena sebagian dari berburuk sangka itu dosa”. (Al Hujurat 12)
Jangan karena kita lebih dulu mengenal sunnah maka terucap :
- Manhaj antum apa?
- Ngaji dimana?
- gak ikut kajian sunnah ustadz xxxx?
- dll
Mereka yang belum butuh diajak, mereka yang kurang butuh dibimbing...
Bersyukurlah ketika menemukan saudara yang belum dan kurang dalam beragama, karena sesungguhnya mereka ladang pahala kita.
Jangan dijauhi, jangan dicemooh, jangan dihina, jangan dihardik dan jangan merasa antum paling pintar serta paling sunnah.
Kita juga tidak pernah tahu, siapa yang lebih dahulu di depan surga Allah. Kita atau mereka....
Wallohu 'alam