Wednesday, November 6, 2019

BERLAPANGLAH TERHADAP SAUDARAMU

عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْل الله عَنْ النَّبِي قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim (pembantu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau berkata, “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”.

Saudaraku, apa yang menghalangimu untuk menyayangi saudaramu? 
Apakah ilmu yang banyak?
atau merasa lebih dulu mengenal sunnah?
atau sudah lama ngaji sunnah?
Atau hafalan yang banyak?
Atau harta yang lebih?
Atau fisik yang bagus?
Atau kelebihan-kelebihan lain yang diberikan Allah?
Sehingga membuat kita merasa lebih dari saudara kita?
Tidak wahai saudaraku...

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
يَأَيُّهَا اَّلذِيْنَ ءَامَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berburuk sangka ( kecurigaan ), karena sebagian dari berburuk sangka itu dosa”. (Al Hujurat 12)

Jangan karena kita lebih dulu mengenal sunnah maka terucap :
- Manhaj antum apa?
- Ngaji dimana?
- gak ikut kajian sunnah ustadz xxxx?
- dll

Mereka yang belum butuh diajak, mereka yang kurang butuh dibimbing...
Bersyukurlah ketika menemukan saudara yang belum dan kurang dalam beragama, karena sesungguhnya mereka ladang pahala kita.
Jangan dijauhi, jangan dicemooh, jangan dihina, jangan dihardik dan jangan merasa antum paling pintar serta paling sunnah.
Kita juga tidak pernah tahu, siapa yang lebih dahulu di depan surga Allah. Kita atau mereka....

Wallohu 'alam

Thursday, March 14, 2019

Salah satu pintu setan adalah menganggap remeh..



Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عن أبي هُرَيْرَةَ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ”إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يُعْبَدَ بِأَرْضِكُمْ هَذِهِ، وَلَكِنْ قَدْ رَضِيَ مِنْكُمْ بِالْمُحَقَّرَاتِ“ أخرجه أحمد في المسند (8592)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabada: “Sesungguhnya setan telah merasa putus asa untuk disembah di negeri kalian ini. Tetapi ia ridho kepada apa yang kalian anggap remeh.” [HR Ahmad no 8592]

Orang yang menganggap remeh maksiat tanda akan jatuh kepadanya. Sebaliknya orang yang menganggap remeh amal tanda ia akan meninggalkannya.
Menganggap remeh perkara yang dibenci oleh Allah dapat membinasakan pelakunya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ) رواه البخاري ) .
“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan kata-kata yang dimurkai oleh Allah dan ia tidak mengganggapnya besar, ia pun dilemparkan ke neraka jahannam.” [HR. Al Bukhari]

Menganggap remeh seringkali terjadi dalam bercanda. Ada orang berkata, “Wah kalau tahu di sono banyak akhwat, lewat sono aja..”
Lalu orang pun tertawa..
Tak sadar bahwa syariat menyuruh kita menjauhi ikhtilat. Tapi ia jadikan senda gurau..
Semoga kita lebih berhati hati dan tidak menganggap remeh maksiat sekecil apapun. Tidak pula menganggap remeh amal agar selalu berusaha dalam istiqomah dan ketaqwaan..


📝 Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.

Thursday, January 31, 2019

Salah satu pintu setan adalah menganggap remeh..


Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عن أبي هُرَيْرَةَ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ”إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يُعْبَدَ بِأَرْضِكُمْ هَذِهِ، وَلَكِنْ قَدْ رَضِيَ مِنْكُمْ بِالْمُحَقَّرَاتِ“ أخرجه أحمد في المسند (8592)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabada: “Sesungguhnya setan telah merasa putus asa untuk disembah di negeri kalian ini. Tetapi ia ridho kepada apa yang kalian anggap remeh.” [HR Ahmad no 8592]
Orang yang menganggap remeh maksiat tanda akan jatuh kepadanya. Sebaliknya orang yang menganggap remeh amal tanda ia akan meninggalkannya.
Menganggap remeh perkara yang dibenci oleh Allah dapat membinasakan pelakunya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ) رواه البخاري ) .
“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan kata-kata yang dimurkai oleh Allah dan ia tidak mengganggapnya besar, ia pun dilemparkan ke neraka jahannam.” [HR. Al Bukhari]
Menganggap remeh seringkali terjadi dalam bercanda. Ada orang berkata, “Wah kalau tahu di sono banyak akhwat, lewat sono aja..”
Lalu orang pun tertawa..
Tak sadar bahwa syariat menyuruh kita menjauhi ikhtilat. Tapi ia jadikan senda gurau..
Semoga kita lebih berhati hati dan tidak menganggap remeh maksiat sekecil apapun. Tidak pula menganggap remeh amal agar selalu berusaha dalam istiqomah dan ketaqwaan..
📝 Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.